17 April 2009

menulis-mimpi-penulis

Malam tadi, aku tertidur dengan buku catatan harian di sampingku. Sejujurnya catatan itu tak tertulis intens seperti dulu. Sudah jhampir dua tahun ini buku harianku tak berganti dengan yang baru. Hm, padahal aku bermimpi untuk menjadi seorang penulis.
Aku pun teringat seorang teman yang mengatakan memiliki mimpi serupa, namun tak kunjung menulis. Padahal, hampir setiap orang di zaman ini bisa menulis, tapi sayangnya justru tak banyak orang yang menulis.
Menulis mengikat pemikiran, memperpanjang ingatan, menjadi standar kejelasan gagasan, merapikan jalan pikiran.

Lalu, tiba-tiba tanya itu mendera: mengapa aku tak kunjung jadi penulis? padahal setiap hari aku bergelut dengan tulisan. Sulit rasanya menuangkan gagasan yang mengendap dalam beenak. Terlalu banyak alasan rasanya yang membiarkanku mendapat pembenaran sehingga tak menulis dengan jernih. Kerap muncul khawatir akan ketidakmampuan mengemukakan gagasan dengan rapi. Padahal, aku sendiri bergelut di dunia bahasa. Padahal, sedari kecil aku sudah sangat sering membaca.

Bagiku, betapa indahnya menulis itu. Seperti melukis. Menyerap, mereguk, mencerna selaksa rasa dari semesta, lantas membaginya dengan sesama.

Tidak ada komentar: