19 Januari 2009

cerita

Hari beranjak senja, entah mengapa aku betah di kantor berlama-lama. Meski sendiri. Meski lelah. Meski ada sedikit jeri yang menyelimuti.

Kemarin aku berjumpa kawan SMA yang sejak lima tahun lalu tak bertemu.
Tak terasa, dan tak percaya rasanya, delapan tahun sudah kami melepas seragam putih abu. Ada kenangan, ada kerinduan, ada banyak kesan yang tak terlupakan bersilangan.

Aku tak ingat persis apa yang terjadi atau isi pembicaraan kami ketika terakhir kali bertemu, lima tahun lalu itu. Namun, nampaknya tidak demikian bagi kawanku. Baru kemarin kuketahui hal itu.

Katanya, terakhir kami bertemu bertahun lalu dia tengah goyah dengan hidupnya, dia bilang saat itu ada kata-kataku yang selalu diingatkanya. aku berkata padanya “kamu masih punya tangan untuk berbuat, mata untuk melihat, dan mulut untuk bicara, yakinlah dengan itu semua kamu bisa hidup dan menghidupi dirimu.” Dari situ dia pun punya sejumput mimpi yang kini telah menampakkan diri.

Namun, kini mimpi lain menghampiri, dan dia datang kembali. Kali ini entah bicara apa aku kepadanya. Hanya saja, aku senang dia tampak berwajah cerah ketika punggungnya menjauh dari hadapku. Mungkin, ketika suatu hari aku bertemu dengannya lagi, ia akan mengingatkanku tentang apa saja kata-kata yang telah kulontarkan kepadanya.

hm, masa lalu memang begitu jauhnya…
namun kadang begitu terasa indahnya…

Tidak ada komentar: